Diagonal Select - Hello Kitty 2

PELAJAR YANG TIDAK BIASA

PELAJAR YANG TIDAK BIASA

            Pelajar yang tidak biasa adalah anak yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat. Dan di sini kita akan lebih fokus pada jenis anak yang memiliki kekurangan kemampuan.

            Dahulu istilah “ketidakmampuan” dan “cacat” dapat dipakai bersama-sama, namun kini kedua nya dibedakan.  Disability adalah keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang, handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada orang yang menderita ketidakmampuan.kondisi ini boleh jadi disebabkan oleh masyarakat, lingkungan fisik, atau sikap orang itu sendiri.

  Ketidakmampuan dan gangguan (disorder) akan dikelompokkan sebagai berikut :

1.
Gangguan Indra

          Gangguan indra mencakup gangguan atau kerusakan penglihatan dan pendengaran.

o    Gangguan Penglihatan
Anak-anak yang menderita low vision mempunyai jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 (pada skala Snellen di mana angka normalnya adalah 20/20) apabila dibantu lensa korektif. Anak low vision dapat membaca buku dengan huruf besar-besar atau dengan bantuan kaca pembesar. Anak yang “buta secara edukasional” (educationally blind) tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar. Kira-kira 1 dari 3.000 anak tergolong educationally blind. 

o    Gangguan Pendengaran
Anak yang tuli secara lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasanya. Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang mempunyai masalah pendengaran terdiri dari dua kategori : pendekatan oral dan pendekatan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading (menggunakan alat visual untuk mengajar membaca), dan sejenisnya. Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling).

    2. Gangguan Fisik

       Gangguan fisik anak antara lain adalah gangguan ortopedik, seperti gangguan karena cedera di otak (cerebral palsy), dan gangguan kejang-kejang (seizure). Banyak anak yang mengalami gangguan fisik ini membutuhkan pendidikan khusus dan pelayanan khusus, seperti transportasi, terapi fisik, pelayanan kesehatan sekolah, dan pelayanan psikologi khusus.

o    Gangguan Ortopedik
Keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Gangguan ortopedik bisa disebabkan oleh problem prenatal (dalam kandungan) atau perinatal (menjelang atau sesudah kelahiran), atau karena penyakit ataupun kecelakaan saat anak-anak. Dengan bantuan alat adaptif dan teknologi pengobatan, banyak anak yang menderita gangguan ortopedik bisa berfungsi normal di kelas.

o    Cerebral Palsy
Gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak jelas. Penyebab umum dari cerebral palsy adalah kekurangan oksigen saat kelahiran. Dalam jenis cerebral palsyyang paling umum, yang disebut spastic, otot anak menjadi kaku dan sulit digerakkan. Pada tipe yang kurang lazim, yakni ataxia, otot anak menjadi kaku pada satu waktu, lalu kendur pada waktu yang lain, sehingga gerakan anak menjadi lucu dan aneh.
Komputer bisa membantu proses belajar anak yang terkena gangguan ini. jika mereka bisa melakukan koordinasi untuk menggunakan keyboard, maka mereka bisa mengerjakan tugas menulis di komputer. 

o    Gangguan Kejang-Kejang
            Epilepsi adalah gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang. Dalam bentuknya yang paling umum, yang dinamakan absent seizures, anak mengalami kejang-kejang dalam durasi singkat (kurang dari 30 detik), tetapi bisa terjadi beberapa kali sampai seratus kali dalam sehari.
Dalam bentuk epilepsi lain yang disebut tonic-clonic, anak akan kehilangan kesadarannya dan menjadi kaku, gemetar, dan bertingkah aneh. Bila parah, tonic-clonic bisa berlangsung selama tiga sampai empat menit. Anak yang mengalami epilepsi biasanya dirawat dengan obat anti-kejang, yang biasanya efektif dalam mengurangi gejala tetapi tidak menghilangkan penyakitnya 
3. Retardasi Mental
    Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan  (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. IQ rendah dan kemampuan berdaptasi yang rendah biasanya tampak sejak kanak-kanak, dan tidak tampak pada periode normal, dan keadaan retradasi ini bukan disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit atau cedera otak.


ANDROGOGI PEDAGOGI

ANDROGOGI DAN PEDAGOGI
Androgogi  berlaku bagi pembelajaran orang dewasa dengan rancangan program pembelajaran yang mandiri. Digunakan secara luas dalam rancangan pelatihan khususnya untuk dominan keterampilan lunak ( soft skills) seperti pengembangan manajemen. Ketika peserta didik menandakan tanda kedewasaan maka seni dapat mengajarkan mereka di semua tempat. Dengan demikian aplikasi androgogi berlaku di ruang-ruang khusus, pelatihan, pembekalan, pembimbingan khusus, bimbingan profesional, pemberantasan buta aksara, keaksaraan fungsional, dan lain-lain. Menurut Knowles (1984) memberikan contoh penerapan prinsip-prinsip androgogi dengan desain pelatihan sebagai berikut :
1.      Ada kebutuhan untuk menjelaskan mengapa hal tertentu yang diajarkan
2.      Pengajran harus berorientasi pada tugas yang bermakn, bukan menghafal
3.      Pengajaran harus mempertimbangkan berbagai latar belakang yang berbeda dari peserta didik, bahan belajar, dan kegiatan harus memungkinkan berbagai tingkat atau jenis pengalaman sebelumnya
4.      Karena orang dewasa cenderung mandiri, pengajaran harus memungkinkan mereka belajar sendiri atau mandiri

Layanan Pembelajaran di kelas bagi androgogi
1.      Lingkungan belajar harus nyaman secara fisik dan psikologis dan waktu istirahat yang cukup.
2.      Penghargaan atas harga diri dan ego untuk mencoba perilaku baru di depan teman-teman dan pengikutnya.
3.      Memiliki harapan yang dewasa dan sangat penting mengambil waktu awal untuk memperjelas dan mengartikulasikan semua harapan sebelum masuk ke konten. Instruktur dapat memikul tanggung jawab hanya untuk harapannya sendiri, bukan bagi warga belajar.
4.      Orang dewasa membawa banyak pengalaman hidup ke dalam kelas, aset tak ternilai untuk diakui, disadap, dan digunakan. Orang dewasa dapat belajar banyak dengan baik melalui dialog dengan rekan-rekan yang dihormati.
5.      Instruktur yang memiliki kecenderungan terkonsentrasi pada penggunaan pertanyaan terbuka untuk menggali kembali pengetahuan dan pengalaman warga belajar yang relevan.
6.      Pengetahuan baru harus diintegrasikan dengan pengetahuan sebelumnya, warga belajar, harus berpartisipasi secara aktif dalam pengalaman belajar.
7.      Instruktur harus menyeimbangkan penyajian materi baru, berdebat dan berdiskusi, serta berbagi pengalaman warga belajar yang relevan.
8.      Instruktur harus melindungi pendapat minoritas, menghindari perselisihan, membuat sambungan antara berbagai pendapat dan ide, dan terus mengingatkan berbagai solusi kelompok potensial untuk masalah ini. Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan baru membutuhkan waktu transisi dan upaya difokuskan pada aplikasi.
9.      Pembelajaran dan pengajaran teori berfungsi lebih baik sebagai sumber daya ketimbang aturan. Eklektik, bukan pendekatan teori berbasis tunggal untuk mengembangkan  strategi dan prosedur, serta dianjurkan untuk mencocokkan pengajaran dengan tugas-tugas belajar.



Pedagogi belaku bagi pembelajaran anak-anak, yaitu orang dewasa yang mandiri yang akan mengajarakan anak didik. Anak didik akan menerima setiap pembelajaran yang ada tanpa harus mencari secara mandiri.

Malcolms S. Knowles (1970) membedakan kedua disiplin ilmu androgogi dan pendagogi.
Androgogi
1.      Pembelajar disebut “peserta didik”
2.      Gaya belajar independent
3.      Tujuan fleksibel
4.      Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk kontribusi
5.      Menggunakan metode pelatihan aktif
6.      Pembelajar mempengaruhi waktu dan kecepatan
7.      Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting
8.      Belajar terpusat pada masalah kehidupan nyata
9.      Peserta dianggap sebagai sumberdaya utama untuk ide-ide dan contoh

Pedagogi
1.      Pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik”
2.      Gaya belajar dependent
3.      Tujuan ditentukan sebelumnya
4.      Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman dan kurang informasi
5.      Metode pelatihan pasif seperti metode ceramah
6.      Guru mengontrol waktu dan kecepatan
7.      Peserta berkontribusi sedikit pengalaman
8.      Belajar berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis
9.      Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh

Knowles juga secara rinci menyajikan asumsi dan proses pedagogi untuk dibedakan dengan androgogi asumsi dan proses disajikan sebagai berikut :


Asumsi Pedagogi
Asumsi Andragogi
1.      Konsep diri
ketergantungan
Peningkatan arah diri atau kemandirian
2.      Pengalaman
Berharga kecil
Pelajar merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar
3.      Kesiapan
Tugas perkembangan : tekanan sosial
Tugas berkembangan : peran sosial
4.      Perspektif waktu
Aplikasi ditunda
Kecepatan aplikasi
5.      Orientasi untuk belajar
Berpusat pada substansi mata pelajaran
Berpusat pada masalah
6.      Iklim belajar
Berorientasi otoritas, resmi, dan kompetitif
Mutualitas atau pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan informal
7.      Perencanaan
Oleh guru
Reksa (mutual) diagnosis diri
8.      Perumusan tujuan
Oleh guru
Reksa negosiasi
9.      Desain
Logika materi pelajaran, unit konten
Diurutkan dalam hal kesiapan unit masalah
10.  Kegiatan
Teknik pelayanan
Teknik pengalaman (penyelidikan)
11.  Evaluasi
Oleh guru
Reksa diagnosis kebutuhan dan reksa program pengukuran


MANAJEMEN KELAS

MANAJEMEN KELAS
Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid (Charles,2002; Everston, Emmer, & Worsham, 2003). Awalnya pandangan manajemen kelas yang efektif adalah dengan menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk mengontrol tindak tunduk murid. Namun, pandangan ini di ubah menjadi memfokuskan pada kebutuhan murid untuk mengembangakan hubungan dan kesempatan untuk menata diri (Kennedy, dkk, 2001). Manajemen kelas yang mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuh pada peraturan ketat dapat melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran aktif, pemikiran, dan konstruksi oengetahuan sosial (Charles & Senter, 2002).
KELAS PADAT, KOMPLEKS, DAN BERPOTENSI KACAU
Dalam menganalisis lingkungan kelas, Walter Doyle (1986) mendeskripsikan enam karakteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problem:
1.       Kelas adalah multidimensional. Kelas merupakan tempat banyak aktivitas akademik maupun non akademik seperti bermaian. Guru harus mencatat jadwal dan membuat murid menuruti jadwal yang ada. Tugas harus diberikan, dimonitori, dikoleksi, dan dievalusai.
2.       Aktivitas terjadi secara simultas. Banyak aktivitas kelas terjadi secara stimultan. Satu klaster murid mungkin megerjakan tugas menulis, yang lainnya mendiskusikan suatu cerita bersama guru, dan murid lainnya mengerjakan tugas yang lain, dan lainnya.
3.       Hal-hal terjadi secara cepat. Banyak kejadian dikelas yang membutuhkan penangan cepat. Misalnya, dua murid berdebat tentang kepemilikan sebuah buku catatan, seorang murid menangis karena pensilnya hilang, dan lainnya.
4.       Kejadian sering kali tidak bisa diprediksi. Meskipun anda telah mengatur rencana dengan rapid an hati-hati, kemungkinan masih ada akan muncul kejadian diluar rencana.
5.       Hanya ada sedikit privasi. Kelas adalah tempat public dimana murid melihat bagaimana guru mengatasi masalah, melihat kejadian tidak terduga, dan mengalami frustasi. Sehingga terkadang seorang guru mengatakan bahwa mereka seperti di “atas bara api” karena apapun yang mereka lakukan diperhatikan oleh banyak orang.
6.       Kelas punya sejarah. Murid mempunyai kenangan tentang apa yang terjadi di dalam kelas pada waktu dahulu. Mereka dapat mengingat berbagai kejadian didalam kelas bersama teman-temannya dan guru-gurunya.

Beberapa strategi mengajar yang baik  untuk mengawali pengajaran  menurut Emmer, Evertson, &  Worsham (2003) :
1.       Menciptakan ekspektasi untuk perilaku dan membuang ketidakpastian.  Pada awal ajaran baru murid akan merasa tidak pasti dengan ekspektasinya dengan kelas tersebut. Ia mengekspektasikan sesuai dengan pengalaman dengan guru sebelumnya dan hal lainnya. Sehingga ekspektasi guru dengan murid akan berbeda-beda. Maka jangan fokus pada mata pelajaran pada awal masa sekolah. Luangkan waktu untuk menerangkan secara jelas dan konkret tentang aturan, prposedur, dan persyaratan kelas sehingga murid tahu apa yang harus dikerjakan dikelas nantinya.
2.       Pastikan murid bahwa murid mengalami kesuksesan. Mata pelajaran dan tugas harus didesain untuk memastikan murid sukses dalam mengerjakannya agar murid padat mengembangjan sikap positif dan memberi mereka rasa percaya diri untuk menghadapi tugas.
3.       Selalulah siap dan  hadir. Tunjukkan pada murid bahwa mereka dapat menemui anda saat mereka butuh informasi.
4.       Bersikaplah tegas. Walaupun anda telah memaparkan aturan kelas dan ekspektasi anda, beberapa murid akan lupa atau menguji anda apakah anda siap menegakkan aturan tersebut, terutama di masa awal sekolah. Selalu bangun batas antara apa yang dapat diterima dan tidak dapat diterima dikelas anda.

MENDESAIN LINGKUNGAN FISIK KELAS

Prinsip penataan kelas  (Evertson, Emmer, & Worsham, 2003) :
1.       Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang.
2.       Pastikan bahwa anda dapat dengan mudah melihat semua murid
3.       Materi pengajaean dan perlengkapan murid harus diakses
4.       Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas

Gaya penataan kelas yang standart :
1.       Gaya auditorium, semua murid duduk menghadap guru. Gaya auditorium sering kali dipakai ketika guru mengajar atau seseorang memberikan presentasi di kelas.
2.       Gaya tatap muka, murid saling menghadap. Gangguan dari murid lain akan lebih besar pada susunan ini ketimbang pada susunan auditorium
3.       Gaya off-set, sejumlah murid duduk di bangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain. Gangguan dalam gaya ini lebih sedikit ketimbang gaya tatap muka dan dapat efektif untuk kegiatan pembelajaran kooperatif
4.       Gaya seminar, sejumlah besar murid duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U. ini terutama efektif ketika anda ingin agar murid berbicara satu sama lain atau bercakap-cakap dengan anda.

5.       Gaya klaster, sejumlah murid bekerja dalam kelompok kecil. Susunan ini terutama efktif untuk aktivitas pembelajaran kolaboratif. 

Power Point Observasi SMK Tritech

TESTIMONI PEMBELAJARAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Testimoni Psikologi Pendidikan



Saya pribadi menyukai Psikologi Pendidikan karena hal inilah yang selalu saya kerjakan sebagai siswa hingga mahasiswa. Saya memiliki ekspektasi tinggi pada mata kuliah ini. Saya memikirkan keasyikan dalam mempelajarinya. Namun pada kenyataannya ada yang membuat saya meniadakan ekspektasi tersebut. Saya mengira kelas akan terasa seru tapi ternyata terkadang kelas terasa membosankan walaupun saya awalnya antusias.
But for all saya menyukai mata kuliah ini. Terlebih lagi dengan sistem tugas yang harus dikumpul melalui email, penulisan blog, dan hal lainnya. Saya juga menyukai tugas terbesar awal matkul di semester 2 yaitu observasi.
Terima kasih kepada seluruh dosen Psikologi Pendidikan kelas A yang telah mengajarkan kami tentang berbagai hal di Psikologi Pendidikan.

TUGAS OBSERVASI SMK TRITECH

                                         MOTIVASI DAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Oleh Kelompok 7 :

Iin Cristin    16-015
Fitri Amelia  16-045
Nur Anisah Putri   16-047
Khadijah Zahira Haq   16-051
Habibie Ar Rasyid  16-053
Billy Febrinandus   16-056
Rahul Alexander   16-064 






PENDAHULUAN

Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Apabila guru dan orang tua dapat memberikan stimulus yang baik pada siswa atau anaknya, maka dalam merekaakan timbul dorongan berupa motivasi untuk belajar lebih baik.
Sukses dilandasi pada dua hal yaitu kemampuan dan kemauan. Saat orang ingin sukses berarti orang tersebut akan memiliki kemauan dan kemampuan yang telah diasahnya demi mencapai apa yang ia inginkan. Sukses para siswa ini sangat dipengaruhi seberapa besar motivasinya dan seberapa baik pengajaran guru di sekolah.
Pengajaran guru di dalam kelas mempengaruhi siswanya. Pengajaran yang baik akan membuat siswa-siswanya memahami pelajaran. Dalam hal ini kami akan melihat bagaimana pengajaran yang diberikan guru pada siswanya saat didalam kelas.
Dari berbagai alasan itulah kami melakukan observasi di sekolah SMK TRITECH INFORMATIKA ini. Kami ingin melihat “Adakah dan apakah motivasi siswa/siswi dalam proses pembelajaran di sekolah dan bagaimana proses pengajaran berlangsung?”.



LANDASAN TEORI
            Dalam proses belajar mengajar pastilah didorong oleh motivasi. Berdasarkan buku (Santrock,J.W. 2008. Psikologi pendidikan), motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku.
            Perspektif tentang motivasi
1.      Perspektif Behavioral. Menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negative yang dapat memotivasi perilaku murid. Hal ini dapat menambah minat dan kesenangan pada pelajar, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat.
2.      Perspektif Humanistis. Menekankan pada kapasitas murid untuk mengemangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka. Dan kualitas positif seperti peka terhadap orang lain. Menurut hierarki kebutuhan, Abraham Maslow mengurutkan kebutuhan individual yang harus dipuaskan sebagai berikut :

3.      Perspektif Kognitif.  Pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Minat ini berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribut mereka dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efktif.
4.      Perspektif Sosial. Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Kebutuhan ifliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu dengan teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan yang positif dengan guru.

Motivasi  Untuk Meraih Sesuatu

1.      Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Dimana motivasi ini sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman
2.      Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri. Misalnya, murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang dengan pelajaran itu.
Selain motivasi perkembangan pendidikan di sekolah berdampak pada makin banyaknya menajemen kelas yang beragam.Perkembangan inilah yang mempengaruhi berbagai perencanaan dan intruksi pengajaran di kelas demi mencapai tujuan tiap pelajaran.
            Berdasarkan buku (Santrock,  J.W. 2008. Psikologi pendidikan) ada 2 perancanaan dan intruksi dalam pembelajaran agar menejemen kelas itu bisa berjalan baik di sekolah dan di kelas, yaitu :
1. TEACHER CENTERED
            Teacher Centered memusatkan guru sebagai sumber dari ilmu.Dan perencanaan ini memiliki ciri-ciri semua dikontrol dan diarahkan oleh guru, ekspektasi guru yang tinggi atatas kemajuan murid, maksimalisasi waktu yang dihabuiskan murid untuk tugas-tugas akademik, dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negatif terhadap murid.
Tiga alat umum di sekolah yang berguna dalam perencanaan teacher-centered.
a. Menciptakan sasaran behavioral
            Sasaran behavioral adalah pernyataan tentang perubahan yang diharapkan oleh guru akan terjadi dalam kinerja. Menurut Robert Mager (1962), Mager percaya bahwa sasaran behavioral harus mengandung tiga bagian :
·                     Perilaku murid. Fokus pada apa yang akan dipelajari atau dilakukan murid.
·                     dimana perilaku terjadi. Menyatakan bagaimana perilaku akan di evaluasi atau dites.
·                     Kondisi Kriteria kinerja. Menentukan level kinerja yang dapat diterima.

 b. Menyusun taksonomi intruksional
            Taksonomi adalah sisitem klasifikasi.Taksonomi bloom dikembangkan oleh Benjamin Bloom dan kawan-kawannya (1956). Taksonomi ini mengklasifasikan sasaran pendidikan menjadi tiga domain : kognitif, afektif, dan psikomotor.
Domain kognitif.
Taksonomi Kognitif Bloom mengandung enam sasaran (Bloom dkk., 1956):
-Pengetahuan.
-Pemahaman.
-Aplikasi.
-Analisis.
-Sintesis.
-Evaluasi.

Domain Afektif

Taksonomi afektif terdiri dari lima sasaran yang berhubungan dengan respons emosional terhadap tugas (Krathwohl, Bloom, & Masia, 1964). Masing-masing dari lima sasaran itu mensyartkan agar murid menunjukkan tingkat komitmen atau intensitas emosional tertentu:
-Penerimaan.
-Respons.
-Menghargai.
-Pengorganisasian.
-Menghargai karakterisasi

Domain           Psikomotor. 

Sasaran psikomotor menurut Bloom adalah:
- Gerak refleks.
- Gerak fundamental dasar.
- Kemampuan perseptual.
- Kemampuan fisik.
- Gerakan terlatih.
- Perilaku nondiskusif.

Instruksi Langsung
Fokus instruksi langsung adalah aktivitas akademik; materi non-akademik (seperti mainan, game, dan teka teki) cenderung tidak dipakai; interaksi murid-guru (seperti percakapan atau perhatian tentang diri atau pribadi) juga tidak begitu ditekankan.

2. LEARNER CENTERED
Instruksi dan perencanaan learner-centered adalah pada siswa, bukan guru.Dalam sebuah studi, persepsi murid terhadap lingkungan pembelajaran yang posesif dan hubungan interpersonal dengan guru merupakan faktor paling penting yang memperkuat motivasi dan prestasi murid (McCombs, 2001; McCombs & Quiat, 2001).
Learner-Centered Principles Work Group (1997) percaya bahwa selama dekade yang lalu riset psikologi yang relevan dengan pendidikan telah memberikan banyak informasi, dan meningkatkan pemahaman kita tentang aspek kognitif, emosional dan kontekstual dari pembelajaran.Kelompok kerja ini mengatakan bahwa prinsip psikologi learner-centered yang mereka usulkan telah didukung secara luas dan semakin banyak diadopsi di banyak kelas.

Beberapa Strategi Instruksional Learner-Centered


Pembelajaran Berbasis Problem. 

Pembelajaran berbasis problem menekankan pada pemecahan problem kehidupan nyata. Kurikulum berbasis problem akan memberi problem rill kepada murid, yakni problem yang muncul dalam kehidupan sehari-hari (Jones, Rasmussen, & Moffitt, 1997).
Pendekatan berbasis problem adalah pendekatan learner-centered.Dalam pembelajaran berbasis problem, perencanaan dan instruksinya sangat berbeda dengan pendekatan teacher-centered.Perencanaan dan instruksi dari guru sering kali menggunakan metode penjelasan dan presentasi dari guru, sedangkan pembelajaran berbasis problem fokusnya adalah pada suatu problem yang harus dipecahkan murid melalui kerja kelompok kecil.

Pertanyaan Esensial.
Pertanyaan esensial adalah pertanyaan yang merefleksikan inti dari kurikulum, hal yang paling penting yang harus dieksplorasi dan dipelajari oleh murid (Jacobs, 1997). Misalnya, dalam satu pelajaran pertanyaan esensialnya adalah: "Apa arti dari terbang?" Murid mengeksplorasi pertanyaan ini dengan memeriksa hewan-hewan mulai dari burung, tawon, ikan, dan pesawat ulang-alik bahkan sampai gagasan bahwa waktu itu "terbang" dan ide juga bisa "terbang". Pertanyaan awal ini kemudian diikuti dengan pertanyaan lain seperti "Bagaimana dan mengapa makhluk terbang di alam?" "Bagaimana penerbangan memengaruhi manusia?" "Bagaimanakah masa depan penerbangan?"

Pembelajaran Penemuan.
Pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah pembelajaran di mana murid menyusun pemahaman sendiri.Pembelajaran penemuan berbeda dengan pendekatan instruksi langsung, di mana guru menjelaskan secara langsung informasi jkepada murid.Dalam pembelajaran penemuan, murid harus mencari tahu sendiri.Pembelajaran penemuan ini berhubungan dengan ide Piaget, yang pernah mengatakan bahwa setiap kali Anda memberi tahu murid, maka murid tidak belajar.


Analisis Data
Data yang kami dapatkan terdiri dari 15 item yang mencakup 3 Pendekatan  dengan masing-masing pendekatan berjumlah 5 item. Data diolah dengan statistik deskriptif yaitu untuk mengamati,  mencatat perilaku, dan wawancara. Data ini menggunakan Tendency central  berupa modus. Kesimpulan ditarik berdasarkan  hasil pengamatan peneliti yang kemudian akan menunjukan bagaimana pendekatan motivasi, Teacher Centered,dan Learner Centered yang dikembangkan di SMK Informartika Tritech Medan.

Objek Atau Subjek
Data diambil disekolah SMK Informatika Tritech dengan subjek penelitian adalah  seorang tenaga pendidik ( yang sekaligus adalah wakli kepala sekolah sekolah SMK Tritech),  dan murid SMK Tritech Medan.  Adapun  nama Guru yang kami observasi adalah Bapak Hendra Subastian S.Kom. Ruangan yang dijadikan sebagai sampel (yang diobservasi ) ada dua yaitu, XI TKJ-2 Reguler dan XI TKJ-4 Reguler. Didalam ruangan yang pertama terdapat 24 siswa dan siswi.Dan ruangan kedua terdapat 20 siswa dan siswi. Dan ada juga beberapa siswa yang sempat diwawancarai terkait motivasi  memilih untuk masuk ke SMK tritech dan sistem pengajaran di dalam kelas.




JADWAL PELAKSANAAN
7 Maret 2017               :   Penentuan SMK yang akan diobservasi
9 Maret 2017               :   Menanyakan kebersediaan SMK untuk diobservasi
15 Maret 2017             :   Pengetikan surat izin sementara untuk akademik
24 Maret 2017             :   Pengantaran surat izin sementara ke akademik
27 Maret 2017             :   Pengambilan surat izin resmi
31 Maret 2017             :   Melakukan penelitian di SMK Tritech
1 April 2017                :   Melakukan analisis data


KALULASI BIAYA
Biaya transportasi       : Rp. 50.000,00


PELAKSANAAN

Penelitian dilakukan pada tanggal 31 Maret 2017 ke sekolah SMK Tritech Informatika . Kelompok berangkat dari rumah masing-masing dan titik kumpul di fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dan kumpul pada pukul 07.30wib .dan sampai disekolah SMK tersebut pada pukul 10.00 wib . Sebelum memasuki sekolah,kelompok terlebih dahulu meminta izin kepada Satpam untuk bertemu dengan kepala sekolah SMK tersebut. Setelah itu kelompok menjumpai kepala sekolah untuk kembali meminta izin. Lalu kami diminta untuk menunggu sebentar, ternyata kami hanya diperbolehkan 3 orang untuk memasuki ruangan yang diobservasi, tidak boleh sekaligus ramai-ramai,tetapi harus bergiliran. Setelah itu kami disuruh naik kelantai 2 untuk memasuki kelas 11,berhubung karena anak kelas 12 sedang persiapan Ujian Nasional. Setelah kami naik kelantai 2 ternyata kelas yang ingin kami observasi sedang beristirahat. Setelah bel masuk bunyi,kami pun memasuki ruangan dan mulai melakukan observasi. Kami juga mewawancarai siswa maupun guru yang berada diruangan tersebut. Begitulah proses sampai semua anggota kelompok observasi bergiliran memasuki kelas. Setelah selesai mengobservasi kelas tersebut.Kami mengucapkan terimakasih kepada guru dan siswa yang ada dikelas tersebut.Setelah selesai anggota kelompok pun keluar dari kelas dan menjumpai kembali kepala sekolah.Kami pun berjabat tangan dan melakukan foto bersama. Setelah keluar ruangan kepala sekolah , anggota kelompok pun mengabadikan beberapa foto didalam dan disekitar sekolah.

LAPORAN
Hasil Wawancara
Dari wawancara yang dilakukan kepada sampel guru pengajar dan  para siswa siswi SMK Tritech didapatkan hasil  sebagai berikut :

1.     Guru yg mengajar : Hendra Subastian S.kom

a.       Motivasi mengajar         :
            untuk mengembangkan materi yang sudah ia dapat dan  belajar   lebih jauh tentang jaringan.
b.      Praktik Pengajaran        : 
Teacher Center

2.    Beberasa siswa kelas 11.

Dela
a.       Motivasi Belajar di SMK         :
untuk menuntut ilmu di SMK agar dapat langsung  kerja.  Tapi masih menginginkan untuk kuliah karena  beberapa  instansi memerlukan pendidikan akhir minimal S1 bukan  SMK

b.      Praktik Pengajaran dikelas    :
rata-rata dalam bentuk ceramah dan  kerja  kelompok

Fadhil
a.       Motivasi Belajar di SMK         :
ingin langsung bekerja setelah lulus dengan mengutamakan skill  yang dimiliki

b.      Praktik Pengajaran Di Kelas:
rata-rata dengan menggunakan ceramah

Ridho
a.       Motivasi Belajar  di SMK       :
karena termotivasi dari keluarganya yang sudah bekerja setelah  lulus SMK sehingga ia termotivasi untuk memilih SMK   dibandingkan SMA.

b.      Praktik Pengajaran dikelas:
Kebanyakan dalam bentuk kerja kelompok. Namun dibeberapa jurusan lain lebih
menggunakan ceramah.

Omsa
a.       Motivasi Belajar di SMK         :
karena ekonomi, jika masuk ke SMA ia harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi agar lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Namun karena faktor ekonomi ia lebih memilih SMK karena eskolahnya lebih ke pelatihan, langsung bisa mencari pekerjaan dengan modal skil yang sudah ia dapat. Sehingga ia bisa mencari kerja sampingan untuk mendapatkan uang, agar dia bisa lanjut kuliah dengan uang hasil pekerjaan yang sudah dia dapat.
b.      Praktik Pengajaran dikelas :
Dalam bentuk kerja kelompok dan ceramah. Dan tergantung pada jurusan apa.

Dikarenakan kami mendengar beberapa sample menyatakan tiap jurusan memiliki kecenderungan pengajaran yang berbeda, maka kami melakukan wawancara dengan pertanyaan tentang jurusan-jurusan tersebut. Kami mendapatkan hasil 5 jurusan dengan kecenderungan pengajarannya masing-masing :
1. Jurusan Multimedia                                     : Biasanya seimbang antara ceramah dan praktikum
kelompok
2. RPL ( Rekayasa Perangkat Lunak )            : Lebih kepada praktikum kelompok
3. Perbankan Syariah                                      : Biasanya seimbang antara ceramah dan presentasi
                                                                        kelompok
4. TKJ ( Teknik Komputer Jaringan )             : Lebih kepada praktikum pribadi
5. Akuntansi                                                    : Lebih kepada praktikum pribadi


Hasil Observasi
Ruangan yg di observasi :
XI TKJ - 2 Reguler( Jumlah murid 24 siswa)
            Pada observasi ini, kami melihat sistem pengajaran menggunakan teknik Teacher Center dengan metode ceramah.Dan seluruh murid dalam kondisi yang tertib.

XI TKJ - 4 Reguler( Jumlah murid 20 siswa)
            Pada observasi ini kami melihat sistem pengajaran menggunakan teknik  Learned Center dengan metode pengerjaan kelompok. Dan seluruh murid dalam kondisi tertib


Kesimpulan
            Pada data diatas kami menyimpulkan bahwa tiap jurusan memiliki praktik pengajaran di SMK Tritech pada tiap jurusan berbeda-beda.Hal ini dipengaruhi oleh keperluan dari pengajaran yang baik dan disesuaikan dengan pelajaran yang ada.
            Dan kami dapat menyimpulkan bahwa murid-murid di SMK Tritech memiliki motivasi belajar dikarenakan  setelah tamat SMK  dapat langsung bekerja namun, tidak menutup keiinginan untuk melanjutkan kuliah agar mendapatkan pekerjaan lebih baik.


DESAIN POSTER





EVALUASI


Dalam melaksanakan tugas Psikologi Pendidikan ini, ada beberapa hal yang perlu dievaluasi. Kelompok kami terlalu lama mengantaran surat izin sementara ke akademik, sehingga jadwal untuk melakukan di SMK Tritech jadi diundur. Lalu jadwal untuk melakukan penelitian di SMK Tritech kembali harus diundur, karena para siswa/i di SMK tersebut melaksanakan ujian, sehingga pada akhirnya penelitian baru bisa dilakukan pada tanggal 31 Maret 2017.

Dihari kami akan melakukan observasi, kami sepakat untuk pergi bersama-sama ke lokasi dengan berkumpul terlebih dahulu di fakultas Psikologi USU pada pukul 7.30 WIB. Namun beberapa dari anggota kelompok kami mengalami keterlambatan karena beberapa hal, sehingga kami baru bisa berangkat dari fakultas  pukul 08.30 WIB dan sampai dilokasi pada pukul 10.00 WIB.
Dalam melakukan penelitian, terjadi beberapa hal yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah kami susun. Seperti, ternyata yang diperbolehkan untuk memasuki ruangan yang diobservasi hanya 3 orang, tidak boleh sekaligus ramai-ramai,tetapi harus bergiliran. Sehingga kami yang beranggotakan 7 orang dalam kelompok, harus secara bergantian memasuki ruangan untuk mengobservasi.
Dalam segi pembiayan, semua pengeluaran sesuai dengan yang dikalkulasikan, yaitu Rp. 50.000,00. Jumlah tersebut merupakan uang transportasi pulang dan pergi dari fakultas Psikologi USU ke SMK Tritech. Secara keseluruhan, penelitian yang kami lakukan ini berjalan dengan cukup lancar. Meskipun terdapat beberapa hal yang menghambat penelitian kami ini, namun semua nya bisa diatasi dan penelitian ini bisa tetap berjalan






TESTIMONI


1.      Rahul Alexander
Tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan kali ini menurut saya sangat menarik, karena dengan tugas ini, kami mendapatkan pengalaman yang sangat berharga.Yaitu dengan langsung terjun ke sekolah SMK Tritech untuk menyelesaikan tugas ini.Sungguh-sunggug pengalaman yang luar biasa.
2.      Billy Febrinandus Saragih
Perasaan saya setelah melakukan observasi di SMK TRITECH INFORMATIKA adalah merasa senang sekaligus bangga.Mengapa saya bilang demikian, karena saya mengobservasi SMK yang sangat bagus yang ada di Medan.Saya juga bisa mengamati perilaku siswa didik yang ada di SMK tersebut.Sebagai mahasiswa ini pengalaman pertama saya melakukan observasi ke sekolah dan saya merasa bangga disitu.Saya bisa mengaplikasikan ilmu yang saya dapat di kuliah dengan mengobservasi siswa didik tersebut, meskipun ilmu yang saya dapat belum seberapa.Sekali saya mengatakan ini adalah pengalaman yang sangat berkesan di hidup saya.
3.      Fitri Amelia
Dalam merencanakan tugas observasi disekolah.Ternyata kelompok kami mendapakan tugas observasi disekolah SMK.Awalnya saya pribadi lebih suka disekolah TK/SD tapi ternyata dapat nya di SMK gapapa deh. Setelah mendapatkan tugas untuk observasi di sekolah SMK pertama kami mencari sekolah SMK mana yang mau kami tuju setelah mendapatkannya kami meminta izin kepada pihak sekolah untuk diobservasi dan kemudian kami meminta izin kepada kampus untuk mengeluarkan surat bahwa kami ingin melakukan observasi.
Setelah semua surat selesai dan sudah di izinkan kami pun memutuskan untuk melakukan observasi pada hari jum’at tanggal 31/03/2017.  Kami berangkat dari kampus pukul 08:30 yang awalnya mau pergi jam 8 terhalang karena go car yang lama. Setelah di jemput oleh go car kami pun berangkat ke sekolah tersebut. Di dalam perjalanan kami merasa takut jika nanti tidak berhasil atau pun sukses. Akhirnya kami tiba disekolah , dan kami pun menuju meja piket untuk registrasi kelas mana yang boleh di observasi setelah selesai kami pun melakukan observasi di kelas 11. Rasanya senang juga ada capek nya karna kami juga di suru menunggu oleh kepala sekolah nya. Dan setelah selesai kami pun kembali ke kampus untuk mendiskusikan tugas ini.
4.      Nur Anisa Putri
Setelah saya menjalani observasi ke sekolah tersebut saya mendapatkan pengalaman yang baru, hal yang baru, yang belum pernah saya lakuin sama sekali. Mulai dari mengobservasi ke sekolah, mewawancarai guru, tampil di depan anak SMK.  Jujur saya merasa bangga pada diri saya sendiri karena saya mampu menjalankan observasi tersebut dengan semampu saya.Dari pengalam tersebut saya menjadi orang yang lebih PD, lebih teliti, dan harus menampilkan hal yg baik, karena penampilan juga no satu.Ini sungguh pengalaman yang luar biasa buat saya, ilmu saya juga bertambah, dari hal yang tidak tau menjadi tau.Pendapat saya juga mengenai sekolah tersebut yaitu sekolahnya cukup nyaman dan bagus.Keadaan kekas jg tertata dengan rapi, siswa dan siswinya juga ramah.Begitu juga dengan para guru yang ada.
Saran saya untuk sekolah tersebut adalah agar selalu menjadi sekolah yang berprestasi agar siswa siswinya tidak kalah bersaing dengan SMA Negeri yang lainnya.Walaupun skolah tersebut swasta, tapi tidak kalah bagus dengan sekolah-sekolah yang lainnya.
5.      Habibie Arrasyid
Obeservasi yang dilakukan susah susah mudah, apalagi dilakukan dengan remaja yang umurnyabtidak jauh berbeda dengan kami. Tapi dengan observasi ini kami mendapatkan sebuah pembelajaran yang berharga bahwa tidak mudah mengkondisikan ketika kita berhadapan dengan siswa sma dengan beragam tingkah laku
6.      Iin Cristin
Selama melakukan observasi di SMK Tritech, butuh kesabaran dan kedisiplinan.Ditengah suasana yang sedang sibuk untuk persiapan UN kami harus dapat mengobservasi para siswa dan siswi yang ada disana.Peraturan di SMK Tritech juga cukup ketat, contohnya pemisahan tangga masuk dan keluar antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan tidak di izinkan duduk berdekatan  dan  juga cara berpakaian. Melalui Observasi ini saya dapat pelajaran baru dan menyenangkan.
7.      Khadijah Zahira Haq
Secara pribadi saya menyukai tugas observasi ini.Karena saya dapat terjun langsung kelapangan untuk melihat peristiwa nyata bukan melalui buku. Tapi saya sangat berharap untuk tidak mendapatkan SMK  sih.. ya namun takdir berkata lain. Namun, saya menerima hal ini dan mengerjakannya sepenuh hati saya.Dari sisi pengerjaan ada senang dan kecewanya. Karena surat izin resmi fakultas yang lama keluar membuat SMK yang kami tuju hamper membatalkan penerimaan observasi kami. Kepala sekolahnya jadi menyarankan kami untuk setelah UN saja. Tapi saya bersyukur memiliki ibu yang peduli dengan saya sehingga ia membantu saya untuk kembali mendapatkan izin observasi. Dan pada akhirnya kamipun diizinkan.Observasi yang berjalan di esok harinya sangat memberikan kami kenangan dan pelajaran untuk pertama kalinya tentang observasi. Dengan guru-guru yang ramah hingga para murid yang ramah membuat kami nyaman dengan SMK tersebut. Fasilitas yang baik dari SMK tersebut juga kami rasakan.



















Beberapa foto ketika observasi  :

 
bersama siswa siswi SMK Tritech


bersama kepala sekolah SMK Tritech


bersama salah satu guru dan termasuk wakil kepala sekolah SMK Tritech

seluruh anggota setelah selesai observasi

proses wawancara bersama seorang guru


proses wawancara dengan siswi 

proses wawancara dengan siswa
proses observasi langsung / pengamatan langsung

Mengenai Saya

Foto saya
Nama saya adalah Khadijah Zahira Haq. Panggil saja Dija atau Zahira. Saya adalah Mahasiswi Fakultas Psikologi USU angkatan 2016.
Diberdayakan oleh Blogger.